Narendra

Ada sebuah kelegaan yang perlahan memadati dadamu. Kediamanmu terasa lengang tanpa celoteh anak-anak yang berlarian berebut ini itu, sesekali berteriak girang. Dan Sekar. Ia pun tak ada. Sebuah letupan kecil yang entah apa namanya kembali menyala. Ketika kau ingat janji tentang kedatangannya kali ini. Letupan-letupan kecil itu membuncah, pelan-pelan membuatmu tersenyum. Windy. Seperti apa dia … Continue reading Narendra

A Sonnet for Windy

Pantai Karma Kandara. Aku mengembuskan udara yang terasa pepat dalam dadaku. Air laut datang dan pergi merayapi kakiku lalu kembali membiarkannya kering. W. Nama itu kembali memasuki benakku tanpa permisi. Persis seperti cara ia datang dan pergi seliar angin. Sekarang semua visual tentangnya berkelebat di sekelilingku. Senyumnya, bicaranya, lepas tawanya yang sesekali terasa kering olehku. … Continue reading A Sonnet for Windy

TSCHUSS

keretaku sekumpulan senja yang berlari diiringi peluit sekalisekali desisnya bertalu menoreh luka saat kelam perlahan turun   peronku sekantung puisi tanpa bunyi yang tumpah di jalan-jalan berbatu saat kukecup aachen dalam rona merah yang dingin   waktu sudah jauh terbang bersama sapa tawa senyum kita lalu angin membekukannya di dahan-dahan pohon willow   tak mampu … Continue reading TSCHUSS

TEMU

sekejap saja datanglah kembali kita teruskan cakap yang tertunda ketika berbulan-bulan kau rebah tanpa suara hanya matamu menatapku mencernaku dalam bias pagi yang hangat saat kubasuh ringkih tubuhmu   sekejap saja datanglah kembali biar kutuang secangkir teh dengan sedikit gula hangatkan temu kita yang hilang ketika pergimu terjadi tanpa bilang-bilang   sekejap saja datanglah kembali … Continue reading TEMU

KAU, AKU DAN SEPUCUK ANGPAU MERAH

Judul Buku: Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah Penulis: Tere Liye Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Cetakan: I - Januari 2012 (cover di atas adalah cover terbaru) Tebal: 507 halaman Resensi: Laura Paais   Blurb: Siapalah Borno? Hanya satu di antara ribuan penduduk. Tidak penting, tidak signifikan. Siapa peduli hatiku saat ini? Kosong. Aku tepekur duduk … Continue reading KAU, AKU DAN SEPUCUK ANGPAU MERAH